SURABAYA – Masjid Rahmat ini sudah ada sejak abad 1440-1441 masehi. Awal mula masjid ini berbentuk Langgar Tiban yakni wujud yang tiba tiba sudah ada dengan beratap dari daun alang-alang. Saat itu kedatangan Raden Rahmat ke Majapahit sampai pengangkatannya menjadi Imam Masjid di Surabaya. Masjid ini bertempat di Jalan Kembang Kuning No 79-81 Darmo , Wonokromo Surabaya (23/05/2019).
Sejarah masjid ini hampir menyerupai dengan Masjid Khubah di Madinah. Pada waktu itu Sunan Ampel sebelum sampai ke Ampel , menyempatkan dirinya untuk singgah di Bang Kuning dan mendirikan Masjid Rahmat. Pemugaran atau renovasi dilakukan pada tahun 1967 , kala itu diresmikan oleh Kementrian Agama Syaifuddin Zuhri. Sampai sekarang pun tak terhitung berapa kali masjid ini sudah di renovasi .
Ki Bang Kuning sendiri berawal dari kata “Bang” dan “Kuning” yakni berarti warna merah dan gading pada bangunan batu sebagai tanda perbatasan wilayah pada zaman Majapahit. Ki Bang Kuning yakni seorang pemimpin lokal yang bertugas menjaga perbatasan selatan di Surabaya. Beliau memiliki nama pribadi yakni Wiro Suroyo atau Wirajaya.
Penyebaran agama islam yang dilakukan oleh Sunan Ampel di awali dari utara tanah kekuasaan Majapahit atau daerah Surabaya Selatan yangmana beliau sangat dekat dengan masyarakat dan memiliki santri ,pengikut salah satunya Mbah Wira Suroyo. Hal ini pun akhirnya sangat berpengaruh dengan perkembangan islam dari waktu ke waktu sehingga munculah tokoh tokoh agama yang serupa menyebarkan agama islam. “Jadi sampai saat ini masih melestarikan budaya berbau islam karena untuk memperingati haul mertua dari Sunan Ampel yakni budaya festival sholawat al-banjari dan shalawat ishari se - Jawa Timur,” Ujar Mustar selaku Staf Yayasan Pembina.
Untuk dakwah islam pertama melalui masjid ini , yang mana dulunya mayoritas orang orang di sekitar sini beragama non muslim. Pada waktu itu, Sunan Ampel dalam perjalanan menuju ke Ampel dari perintah Kerajaan Sriwajaya singgah dahulu di masjid ini. Dakwah yang dilakukan benar benar dilaksanakan secara berjuang , karena pada waktu itu untuk mengislamkan penduduk yang ada di sekitar termasuk Wira Suroyo atau Ki Bang Kining. “Jadi awal dakwah islam ya melalui masjid ini dan masjid ini tergolong masjid tertua kedua setelah Masjid Peneleh yang pertama. Namun untuk notabene masyarakat Ampel yang sudah lama atau keturunan trah Mbah Sunan Ampel ada yang mengakui bahwa masjid Rahmat ini lebih tua dari Ampel dan ada juga yang mengatakan Masjid Ampel lebih tua daripada Rahmat,” Ujar Sugeng Sudariyanto selaku Staf Admin Masjid Rahmat.
Sementara untuk relief yang terdapat di masjid ini berbentuk daun semanggi mempunyai daun lengkung berjumlah 5 dan merupakan salah satu lambang kearifan lokal Kota Surabaya. Lengkung tersebut melambangkan rukun islam ada 5 yakni syahadat , shalat , puasa , zakat dan haji. Lalu juga terdapat sumur yang tak pernah surut atau kata orang jawa tidak pernah sat. Penggunaan sumur ini dipakai secara terus menerus , namun kondisinya tetap seimbang meski di musim kemarau. Sumur ini terletak di sebelah kanan imam dan merupakan salah satu peninggalan Sunan Ampel.
Hal yang membedakan masjid ini dengan yang lain adalah dijadikan acuan sholat 5 waktu di wilayah Surabay. Lalu saat awal ramadhan lalu, ada beberapa media lokal datang ke masjid untuk mengkroscek waktu perihal tentang imsakiyah selama bulan ramadhan.”Daya tarik masjid ini adalah salah satu peninggalan masjid Waliyulloh atau orang yang dekat dengan dengan Allah, sehingga orang yang berada di masjid ini terasa adem,” Ungkap Mustar.
Selama bulan Ramadhan ada beberapa serangkaian kegiatan seperti kajian khitab , kuliah dhuhur , buka bersama, tadarus Al-Qur,an, qiyamul lail (sahur bersama) dan penerimaan,pembagian zakat. Hal ini sudah menjadi tradisi Masjid Rahmat sejak dulu. Harapan kedepan mengenai Masjid Rahmat , adanya perhatian baik terutama dari pemerintah Surabaya , menjadikan masjid ini sebagai icon di Surabaya dan pihak pengelola selalu mengupayakan keamanan dan kenyamanan kepada seluruh jama’ah yang beribadah di Masjid Rahmat ini.
0 komentar:
Posting Komentar